Senin, 09 Januari 2012

Terapi Bekam Baik untuk Gangguan Pembuluh Darah
www.rumah-refleksi.web.id

Terapi bekam semakin populer. Tidak saja di kalangan awam, tapi juga selebriti dunia seperti Britney Spears, Demi Moore, Gwyneth Paltrow, dan Victoria Beckham diberitakan pernah menjalani terapi ini.

Anggapan minor bahwa terapi bekam hanyalah terapi kelas rumahan dan kurang dapat dirasakan manfaatnya untuk pengobatan medis, sudah terbantahkan. Pasalnya, kini beberapa artis papan atas dunia, justru mulai tertarik merasakan manfaat terapi bekam ini.

Adalah Star Magazine (April, 2007) yang memberitakan Birtney Spears (29 tahun) bintang penyanyi pop papan atas dunia pernah dibekam oleh dr Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, seorang ahli pengobatan herba yang menerapkan metode bekam (cupping) dan lintah (leech therapy).   

Konon, Victoria Beckham (36 tahun), selebriti asal Inggris juga pernah menjalani terapi bekam ini di AcuMedic, sebuah klinik bekam di Camden, North London (www.thesun.co.uk – Juli 2010), untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu mengeluarkan racun di dalam tubuh. Begitu juga aktris Hollywood Demi Moore dan Gwyneth Paltrow (2004) serta bintang tenis terkenal Andy Murray. "It's about understanding my body … love it!" komentar Jessica Simpson (30 tahun), bintang penyanyi pop dunia tentang bekam yang ia jalani lewat situs jejaring sosial Tweeter.
 
Sudah ada sejak zaman Nabi
Dokter Agus Rahmadi dari Klinik Bekam RS Puri Mandiri Kedoya, Jakarta Barat, mengatakan bekam atau hijamah atau al-hajmu (dari bahasa Arab) adalah sebuah metode pengisapan atau vakumisasi dengan menggunakan alat menyerupai tabung atau cawan/kop untuk mengeluarkan darah tua (darah kotor) atau yang sudah tidak teroksigenasi dengan baik di permukaan kulit paling luar melalui area bekam lewat tindikan dengan jarum yang steril.
Sepintas bekam memang menyeramkan karena terjadi perdarahan di bawah permukaan kulit. Tetapi sebenarnya tidak seseram yang terlihat, karena darah yang terambil berasal dari darah di permukaan kulit paling luar atau di pembuluh darah tepi (perifer) dan biasanya sudah tidak teroksigenasi dengan baik alias darah tua atau darah kotor; dan dalam sekali bekam, maksimal hanya 125 cc darah yang boleh diambil.
Metode bekam ini sudah ada sejak sebelum Islam datang dan sudah berkembang di Babilonia, Mesir, dan Persia. Pada masa Islam, bekam yang terambil dari kata hijamah ini, menjadi salah satu cara pengobatan yang disunnahkan (disarankan) pada zaman Nabi.
Secara umum, kesembuhan itu terletak pada tiga hal. Meminum madu, hijamah (bekam), dan sundutan besi panas. Namun "... dan aku melarang umatku dengan besi panas," kata Nabi Muhammad SAW kepada Ibnu Abbas r.a. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh  Imam Bukhari. "Dengan adanya hadits ini, bekam menjadi populer di Timur Tengah atau negeri-negeri berpenduduk muslim, " kata dr Agus Rahmadi.
Pada zaman China kuno, terapi bekam dikenal sebagai "perawatan tanduk" karena mereka memakai alat tanduk, dan pada masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru. Pada kurun abad ke-18, orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al'alaq) sebagai alat untuk terapi bekam,  yang dikenal dengan leech therapy dan masih dipraktikkan sampai sekarang.
Kini bekam telah dimodifikasi dengan sempurna; sesuai kaidah-kaidah ilmiah menggunakan suatu alat khusus (cawan - cup) yang higienis, praktis, dan efektif, sehingga di Barat/Eropa lebih dikenal dengan nama cupping therapy.   "Sayang, masih banyak praktisi bekam yang tidak memiliki latar belakang medis, sehingga muncul kesan terapi bekam bukan metode pengobatan medis dan ilmiah," lanjutnya.
 
Medis dan ilmiah  
Padahal banyak literatur yang menjelaskan secara medis dan ilmiah manfaat terapi bekam ini. Sebuah riset yang dilakukan oleh dr Ahmad Abdus Sami, Kepala Divisi Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Darat Mesir misalnya, membuktikan bahwa pembuangan sebagian darah dalam terapi bekam mampu memulihkan reaksi pengobatan menjadi lebih cepat, dibanding pengobatan tanpa bekam.
            Hasil percobaan yang dilakukan dr Amir pada pasien terinfeksi virus Hepatitis C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya, setelah pasien diterapi bekam dan diberi obat Interferon dan Riboviron bereaksi positif dan kekebalan tubuh pasien meningkat. Padahal sebelum diterapi bekam reaksi terhadap obat hampir tidak terjadi. Dengan penelitian ini, dr Amir pun merekomendasikan bekam untuk  dipakai sebagai terapi pendamping bagi  pengobatan medis.
            Penelitian lain tentang mekanisme penyembuhan, cara kerja, serta manfaat kesehatan bekam dilakukan oleh dr Amir Muhammad Sholih, dosen tamu di Universitas Chicago dan peraih penghargaan di Amerika di bidang pengobatan natural serta anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di Amerika, juga menunjukkan adanya manfaat yang signifikan. Orang yang melakukan terapi bekam juga mendapatkan efek rangsangan pada titik saraf di dalam tubuh, seperti halnya pada pengobatan akupunktur.
Bedanya, pada terapi akupunktur reaksi yang dihasilkan hanyalah sebatas rangsangan pada titik saraf tertentu, sedangkan pada terapi bekam selain adanya efek rangsangan pada saraf juga terjadi proses pergerakan aliran darah yang keluar.
 
Manfaat bekam
            Dokter Agus Rahmadi menjelaskan, darah yang keluar melalui metode bekam adalah darah yang sudah tidak memiliki ikatan oksigen kuat (darah rusak atau kotor ), sehingga cenderung kental, berwarna merah kehitamam, dan sering menyumbat serta menempel pada pembuluh darah tepi (perifer). "Pada kondisi normal tanpa pembekaman, karena tidak mendapat aliran darah sehat (yang masih teroksigenasi dengan baik - sehingga sirkulasi darah dapat mengalir lancar), maka pembuluh darah tersebut akan tersumbat oleh plak-plak dan racun yang menempel di dinding pembuluh darah dan dapat menimbulkan pengerasan (aterosklerosis)," demikian penjelasannya.
 Dengan pembekaman, darah kotor dikeluarkan untuk menghilangkan  perlengketan pada jaringan ikat  dan merangsang sistem saraf perifer, sehingga darah yang bersih dapat mengalir kembali ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi. Dengan demikian, manfaat pertama yang didapat dari terapi bekam adalah menghilangkan sumbatan-sumbatan atau plak-plak di pembuluh darah tepi, sehingga aliran darah kembali lancar.

Manfaat lainnya karena darah yang rusak telah dikeluarkan, kerja limpa sebagai  pusat penghancur  kuman dan pusat regulasi darah kotor untuk memproduksi protein menjadi lebih ringan. "Dengan cara kerja ini, terapi bekam sangat bermanfaat untuk membantu mengatasi gangguan hipertensi dan meningkatkan sistem imunitas tubuh," ujar Agus Rahmadi.

Penjelasan tersebut sejalan dengan hasil penelitian laboratorium darah yang dilakukan oleh dr Muhammad Amin Syaikhu, ilmuwan asal Damaskus, yang menjelaskan bahwa rahasia umum mekanisme kesembuhan proses  bekam  terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna (Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals).

Dalam penelitian laboratorium darah tersebut, dr Muhammad Amin Syikhu, menemukan bahwa proses bekam bermanfaat untuk membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel darah putih di dalam tubuh. (N)

Penulis : Ahmad Kholil

Simak artikel lengkapnya di Nirmala 05/Tahun 11, edar 1 Mei 2011 

 Rumah Sehat refleksi Melayani terapi Bakam dan Ruqyah Setiap hari Sabtu jam 09-00 - 17.00 wib.
Tlp. 031-70431304

Tidak ada komentar:

Posting Komentar