Selasa, 17 Januari 2012

Tempuyung Hancurkan Batu Ginjal, Empedu dan Kandung Kemih

Tempuyung

Kapsul ekstrak Tempuyung
POM TR 103 316 961
Isi. : 30 Kapsul
Rp. : 30.000

Tempuyung lebih sering dilihat sebagai tanaman penghijau halaman. Memang ada pula yang manfaatnya sebagai lalapan meski rasanya sedikit pahit. Tapi lebih dari itu, tempuyung juga dikenal bisa membantu menurunkan tekanan darah dan alternatif penghancur batu ginjal.

Tempuyung nama latinnya Sonchus arvenshis L., biasa tumbuh di tempat-tempat yang terlindung. Daunnya hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk lekukan dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling.

Secara fisik tanaman ini memiliki rasa pahit dan bersifat mendinginkan. Pada prinsipnya semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Tapi yang paling sering adalah bagian daunnya.

Tempuyung dapat diramu sebagai bahan tunggal maupun dicampur dengan berbagai tanaman obat lain. Prinsipnya, menurut Ir. Winarto, ahli tanaman obat dari klinik Karyasari, penggunaan tempuyung sebagai ramuan harus dipahami bahwa sifatnya hanya membantu mengurangi derita suatu penyakit. Meski tidak menutup kemungkinan penggunaan dalam jangka waktu lama khasiatnya bisa maksimal.

Demam
Bahan:
15 gram tempuyung
2 gelas air
Tambahkan madu secukupnya untuk mengurangi rasa pahit.

Cara pembuatan:
Rebus daun tempuyung hingga airnya menjadi satu gelas.

Cara pemakaian
Tambahkan madu dan diminum selagi hangat

Bisul
Bahan
Batang dan daun tempuyung 5 hingga 10 lembar
Air bersih secukupnya

Cara pembuatan:
Daun dan batang dicuci bersih, kemudian ditumbuk atau digiling halus dan diperas untuk diambil air perasannya.

Cara pemakaian:
Air perasannya dioleskan ke tempat yang sakit

Kandungan kencing dan batu empedu

Bahan:
5 lembar daun tempuyung parutan kelapa secukupnya

Cara pembuatan:
Setelah dicuci lalu disiapkan sebentar dan dicampur dengan parutan kelapa seperti membuat urap

Cara pemakaian:
Dimakan bersama nasi sebagai lalapan dan dapat dikonsumsi 3 kali sehari

Darah tinggi
Bahan:
5-8 lembar daun tempuyung parutan kelapa secukupnya
Belimbing wuluh secukupnya

Cara pembuatan:
Daun tempuyung dicuci lalu diasapkan dan dicampur dengan parutan kelapa. Belimbing dipotong kecil-kecil untuk campuran lalapan.

Cara pemakaian:
Dimakan sebagai campuran nasi untuk lalapan dan bisa dikonsumsi 3 kali sehari

Kegemukan (obesitas)
Bahan:
4 lembar daun tempuyung
100 ml air

Cara pembuatan:
Direbus hingga mendidih.

Cara pemakaian:
Diminum untuk sekali
Dianjurkan selama 21 hari

Batu ginjal

* 250 gram daun tempuyung kering ditambah 250 cc air digodok untuk diminum
* 5 lembar daun tempuyung segar, 5 lembar daun alpukat, 5 lembar daun sawi, 2 jari gula aren.
* Bahan dicuci bersih sebelum digodok dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas.
* Setelah dingin disaring lalu diminum tiga kali, masing-masing 3/4 gelas.

Sumber: PdPersi
Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id

Jahe Merah Mendongkrak Setamina, Mengusir Asma

Jahe Merah Mengusir Asma

Kapsul Jahe Merah
Isi. : 80 kapsul
Rp. : 35.000

Bertahun-tahun asma akut menyiksa Asmalia Sulastri (35). Bila kambuh, ibu empat anak ini bisa sampai pingsan. Tak heran, rumah sakit jadi langganannya. Setelah ia rutin minum seduhan ekstrak jahe merah, gangguan itu pun hilang.

Betapa tersiksanya Lia, demikian perempuan semampai ini biasa dipanggil, setiap pukul 13.00-14.00 dan 21.00-22.00, asmanya kambuh. "Rasanya seperti dicekik, huh… sakit sekali," ujarnya menggambarkan penderitaannya.

Hampir sepanjang hari ia hanya bisa berdiam di atas pembaringan. Obat sudah tentu menjadi temannya setiap sesak napas datang. Ceritanya menjadi lain setelah ia minum seduhan ekstrak jahe merah, gangguan di pernapasannya itu tak lagi mengganggu.

Lebih Pedas
Ramuan antiasma itu ia peroleh dari tetangganya yang memiliki keluhan sama. Setiap hari Lia minum 2 gelas besar seduhan jahe merah pada pagi dan malam. Caranya membuatnya pun sederhana. Rimpang jahe seukuran ibu jari tangan dimemarkan lalu direbus dengan 1,5 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu diminum sekaligus. Syukurlah, hingga kini Lia tak lagi mengalami gangguan sesak napas.

Jahe merah memang banyak diresepkan para herbalis sebagai salah satu obat asma. Menurut DR Suwijiyo Pramono, Dosen Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, kemungkinan efek antihistamin pada jahe merahlah yang meredakan asma.
Jahe merah adalah tumbuhan terna berbatang semu tegak dan tidak bercabang.

Batang tanaman berfamili zingiberaceae ini, berbentuk bulat kecil berwarna hijau dan agak keras. Daunnya tersusun berselang-selang teratur.

Tinggi tanaman ini tak lebih dari 60 cm. Ukuran jahe merah lebih kecil daripada jahe jenis lainnya. Sesuai namanya, jahe ini berwarna merah hingga jingga muda. Tanaman ini berserat kasar. Tekstur batang kasar berbentuk bulat kecil dan berwarna hijau kemerahan.

Tanaman bernama Latin Zingiber officinale ini, kata Bambang Sudewo, herbalis dari PJ Sekar Kedhaton, Yogyakarta, memang kaya manfaat. Sebagai bahan baku obat tradisional, jelas Dewo, begitu ia disapa, jahe merah banyak dipilih. Hal ini lantaran kandungan minyak atsiri, zat gingeral, serta oleoresin atau zat yang memberi rasa pahit dan pedas lebih tinggi ketimbang jahe gajah dan jahe emprit.

Menurut Dewo, jahe merah berkhasiat sebagai pencahar, antelmintik, antirematik, dan peluruh masuk angin. Juga berkhasiat untuk menghangatkan badan, penambah nafsu makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Selain itu, juga berkhasiat mengatasi radang tenggorok (bronkitis), rematik, sakit pinggang, , nyeri lambung, meningkatkan stamina, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, pelancar ASI, dan meredakan asma.

Mbah Sarpinyem, penjaja jamu di Klithikan Pakuncen, Yogyakarta, juga memberikan racikan jahe merah kepada pembeli yang mengalami sesak napas karena asma.

Minuman Penghuni Surga
Nama genus zingiber yang berarti tanduk diberikan untuknya, lantaran rimpangnya mirip cula yang tumbuh di kepala badak. Zingiber diadopsi dari bahasa Arab, zanjabil. Alquran pada surat Al Insaan: 17, menyebut-nyebut jahe. Dinyatakan bahwa di dalam surga mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe.

Jahe merah, tambah Dewo, rimpangnya boleh kecil, tetapi soal rasa jahe ini paling pedas. Itu karena kandungan minyak atsirinya paling tinggi, yakni 3,90 persen. Jahe gajah hanya mengandung 1,6 persen minyak atsiri, sedang jahe emprit 1,5-3,5 persen. Kandungan kimianya berbeda pula. Itu sebabnya, memanfaatkannya juga tidak sama. Semisal, jahe gajah, banyak digunakan sebagai bahan masakan, minuman, dan kembang gula.

Aroma jahe merah sangat tajam. Kelebihan inilah yang menjadikan tanaman bernama lain jahe sunti ini dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Kata Dewo, minyak atsiri jahe merah adalah zingiberin, kamfena, lemonin, borneol, sineol, singeberol, linalool, geraniol, kavikol, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Tanaman ini juga mengandung minyak damar, pati asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin. Literatur lain menyebutkan tanaman ini juga mengandung flavonoid dan polifenol.

Selain untuk mengatasi asma, Mbah Sarpiyem memanfaatkan jahe merah sebagai pelega perut. Di rumah, ia meracik 15 gram rimpang segar, dengan membakarnya selama 15-20 menit. Selanjutnya dimemarkan dan diseduh dalam segelas air, lalu dicampur dengan sesendok makan madu, barulah diminum.

Anda penderita batuk kering, tambah Mbah Sarpiyem maupun Dewo, bisa juga minum perasan rimpang tanaman ini. Produk jahe merah telah dijual di pasaran berupa rajangan kering atau simplisia, jahe instan, serbuk jahe, sirop jahe, dan kembang gula jahe. Mau coba?
sumber : Gaya Hidup Sehat,

Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id

Ingin Segera Punya Keturunan Perbanyak Makan Kemangi

Kemangi

Kapsul Kemangi
IKOT. : no. 442/1077-kes/V/10
Isi. : 60 kapsul
Rp. : 35.000

Khasiat kemangi sebagai pemacu gairah seks sudah lama dikenal. Daunnya bisa diseduh dan diminum untuk menggantikan teh guna meredam demam yang sering menyerang di saat pergantian musim.

Menurut Drs. Didik Gunawan, Apt, SU, dosen Jurusan Farmasi Universitas Gadjah Mada, tanaman yang bisa digunakan seluruh bagian tubuhnya, baik biji, batang maupun daunnya ini juga berkhasiat obat.

Beberapa contoh ramuanSalah satu cara mengonsumsi daun kemangi adalah dimakan mentah sebagai lalapan. Namun, kemangi bisa pula dikonsumsi dengan campuran lain. Berikut ini beberapa ramuan yang diperoleh dari berbagai sumber:

Lelah, lesu, pegal linu, dan sulit tidur nyenyak
Bahan:
20 lembar daun kemangi muda
Air putih masak sepertiga gelas besar
Tiga butir telur burung puyuh
Garam secukupnya
Gula batu secukupnya

Cara meramu;
Ambil 20 lembar daun kemangi muda. Cuci hingga bersih, lalu tumbuk sampai halus, tambahkan air masak. Saring dan campur dengan tiga butir telur burung puyuh, lalu aduk hingga rata. Setelah itu tambahkan sedikit garam dan gula betu secukupnya. Aduk lagi sambil tambahkan sedikit air hangat hingga ramuan tersebut benar-benar tercampur, lalu minum.

Demam dan obat penenang
Bahan:
Biji kemangi 1-2 sendok teh
Air matang satu gelas

Cara meramu:Biji direndam air panas sampai mengembang. Jika perlu, tambahkan sedikit sirup atau gula. Diminum sebagai pengganti air teh.

Bisul
Bahan:
Daun kemangi secukupnya
Minyak kelapa atau minyak goreng

Cara meramu:
Daun dibakar hingga menjadi abu, campur dengan sedikit minyak lalu oleskan pada bisul.

Kembung, demam, masuk angin (pada bayi)
Bahan:
Segenggam daun kemangi
Daun siung bawang merah
Minyak kelapa satu sendok teh

Cara meramu:
Bawang merah diparut, dicampur minyak kelapa dan remasan daun kemangi.Oleskan pada perut, dada dan punggung bayi.

Untuk vitalitas pria dan wanita
Untuk meningkatkan vitalitas, dianjurkan untuk mengkonsumsi daun kemangi sebagai teman makan sehari-hari. Bagi masyarakat Sunda di Jawa Barat, daun kemangi merupakan menu "wajib" baik dimakan mentah sebagai lalapan atau sebagai bumbu pepes ikan segar. Mengonsumsi daun kemangi dalam waktu lama merupakan cara terbaik untuk memperoleh manfaat maksimal bagi pria maupun wanita. Sumber: Senior

Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id

Sembuhkan Psoriosis, Kanker Dengan Mahkota Dewa

Mahkota Dewa

Kapsul MaDewa
POM TR 052 351 601
Isi. : 60 Kapsul
Rp. : 35.000
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)

Sinonim :P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.

Familia :Thymelaeaceae

Uraian :

Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Biji berracun. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).

Komposisi :
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.

PEMANFAATAN

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.

INDIKASI

Kulit buah dan daging buah digunakan untuk:
- disentri,
- psoriasis, dan jerawat.

Daun dan biji digunakan untuk pengobatan:
- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.

CARA PEMAKAIAN

Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Disentri
Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.

Psoriasis
Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.

Eksim, gatal-gatal
Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam sehari.

Catatan:
Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi.

Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.
Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.

Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.(iptek.net.id)
Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id

Seledri Sembuhkan Alergi dan Keracunan Obat

Seledri : Sembuhkan Alergi & Keracunan Darah

Kapsul Seledri
POM TR 053 348 851
Isi. : 45 Kapsul
Rp. : 35.000


Seledri adalah sayuran yang tidak asing bagi kita. Ia sering kita temui dalam sayur sup, kuah bakso, dalam masakan capcay dan salad. Kehadirannya membuat masakan menjadi lebih sedap, karena ia memberi rasa dan aroma yang khas. Sayuran yang lebih segar dimakan mentah atau dimasak sebentar itu, sesungguhnya bukan hanya bermanfaat sebagai penyedap masakan saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai obat.

Selain sebagai obat penyakit kulit, seledri sangat dianjurkan untuk mengatasi peracunan pada darah dan menyembuhkan alergi. Ia bisa dipakai sebagai obat tanpa campuran apapun, tetapi juga bisa dicampur dengan bahan lain  misalnya dengan jus ketimun, wortel dan bit.

Obat Raja
Dari buku Heinerman's Encyclopedia of Healing Juices karya John Heinerman dikatakan bahwa Raja Henry VIII dari Inggris (1491-1547) yang memiliki banyak selir menderita penyakit kulit pada wajah, tangan serta kakinya. Dengan penyakitnya itu penampilan  Raja Henry sangat buruk.

Dia dikenal sebagai raja yang terpaksa membunuh beberapa selirnya karena mereka tak bisa menahan raja jijiknya terhadap sang raja. Sementara itu penyakitnya semakin parah. Mungkin ini diakibatkan kebiasaan makan sang raja yang terbilang rakus.

Raja yang gemar makan masakan daging berlemak, kue-kue manis, minuman anggur ataupun minuman keras,  membuat kondisi kesehatannya semakin menurun,  bahkan wajah dan bagian tubuh lainnya semakin buruk.

Dokter-dokter kerajaan mengobati sang rasa dengan berbagai macam saleb. Ternyata itu hanya sedikit memberi manfaat. Sampai akhirnya dokter istana mencoba  memberi "obat alternatif " seperti yang banyak dilakukan rakyatnya. Raja dianjurkan minum jus smallage  yang di kemudian hari disebut sebagai jus seledri.

Beberapa batang seledri bersama daunnya ditumbuk, kemudian air perasannya yang sedikit itu diminumkan setiap hari. Setelah beberapa hari terlihat adanya kemajuan .  Lambat laun kulit di wajah maupun di badannya semakin baik.

Pengobatan ini sebenarnya memberi hasil yang menggembirakan. Tetapi sayang, kebiasaan makan buruk sang raja membuat kemajuannya sangat lamban. Untung para dokternya sabar dan telaten, sehingga akhirnya rajapun bisa sembuh, walaupun dalam tempo yang lama.
   
Mengandung Alkaline
Menginjak paku karatan, kotoran masuk ke dalam luka, infeksi saluran kencing, luka bakar yang melebar adalah beberapa kasus yang menyebabkan terjadinya  sepsi atau septicemia  atau yang lebih dikenal sebagai peracunan pada  darah.

Pengobatan dengan seledri yang mengandung garam mineral yang tinggi bisa membuat darah mengandung banyak alkaline. Padahal bakteri penyebab peracunan darah lebih cepat berkembang dalam darah yang berkondisi asam ketimbang darah  berkondisi alkaline. Dengan hadirnya seledri kedalam tubuh akan sangat membantu melepaskan dari peracunan darah.

Dari pengalaman pribadi John Heinerman, ditemukan adanya hubungan kuat antara gula yang dikonsumsinya dengan reaksi-reaksi alergi. Makan dua buah kurma atau beberapa buah permen saja bisa terjadi alergi seperti bersin-bersin, gatal-gatal di mata atau gatal di badan sangat terasa sekali.

Setelah diobati dengan minum setengah cangkir perasan seledri  setiap pagi, dalam beberapa hari saja sudah menghilangkan gejala alergi tadi. Pada akhirnya Heinerman menyimpulkan,  kandungan garam mineral yang kuat pada seledri lah yang membuat darahnya mengandung alkaline.

Cairan perasan seledri terasa agak pahit, tetapi menyegarkan. Sebagai pengobatan ia bisa  dipakai tanpa campuran apapun. Namun bagi yang punya masalah dengan livernya, sebaiknya dicampur dengan jus buah timun, jus wortel dan jua bit.

Bagi yang memiliki alat juicer, sebaiknya  wortel, ketimun dan bit masing-masing satu buah atau kira-kira 1 ons dijus terlebih dahulu. Kemudian hasil cairannya untuk  membelender  beberapa batang seledri  berikut daunnya. Minumlah pagi dan sore setiap hari.

Karena bit tergolong sulit di dapat, maka untuk campurannya boleh hanya menggunakan timun dan wortel saja. Bahkan untuk yang tidak ada masalah dengan livernya, justru dianjurkan hanya memakai seledrinya saja. Kalau membuat jus atau menumbuk seledrinya sulit, bisa juga diblender dengan mencampuri sedikit air putih.

Boks: Seledri Hijau dan Seledri Kuning
Seledri atau Apium Graveolens sudah dibudidayakan sejak abad ke-15 di Eropa selatan. Sejak itu sudah dikenal sebagai obat atau jamu, selain juga untuk penyedap masakan. Bagian yang dimanfaatkan adalah daun dan batangnya yang berpenampang segi empat dan berrongga.
Ada  dua jenis seledri, yaitu seledri kuning dan seledri hijau. Di Indonesia lebih banyak dijumpai seledri hijau. Seledri hijau ada dua macam, yaitu seledri  Golden Crisp yang berukuran kecil yang lebih dikenal sebagai seledri lokal, dan  Giant Pascal yang berukuran lebih besar yang banyak dijumpai di pasar swalayan besar.

Dalam satu batang seledri berukuran sedang setidaknya mengandung 16 mg kalsium, 11 mg fosfor,  0,1 mg zat besi, 50 mg yodium, 136 mg potasium, 110 I.U.vitamin A, sedikit vitamin B Kompleks, dan 4 mg vitamin C. Dalam penelitian lainnya ternyata juga ditemukan magnesium yang cukup besar, antara 27-32 mg setiap batangnya.

Selain untuk mengobati alergi, penyakit kulit dan peracunan pada darah, seledri juga cukup populer untuk mengobati tekanan darah tinggi. Untuk itu ambillah satu buah ketimun yang segar atau sekitar 1 ons dan dua batang seledri segar dan cuci bersih. Makanlah keduanya sebagai lalapan mentah. Bisa juga keduanya diblender dengan menambah sedikit air (gaya hidup sehat, kompas,5 November 2009)

Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id

Sarang Semut Vs Penyakit Maut

Sarang Semut Bikin Sel Kanker Cabut

Sarmut
POM TR 093301691
Isi. : 68 Kapsul
Rp. : 60.000

Secara turun-temurun sarang semut dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan oleh masyarakat pedalaman di bagian barat Wamena, Papua, seperti suku Bogondini dan Tolikara. Mereka menggunakannya untuk meredakan rematik dan asam urat, jika ternak babi mereka sakit, juga diberi air rebusan sarang semut.

Papua memang gudang sarang semut. Sarang semut yang dimaksud ini adalah nama sekelompok tumbuhan epifit yang menempel di pohon. Kelompok tumbuhan itu terdiri atas dua genus, yakni Myrmecodia dan Hydnophytum, dengan belasan spesies.

Umbi kedua jenis tumbuhan itu menggelembung dipenuhi duri tajam. Di dalam umbi itu terdapat labirin-labirin yang dihuni semut dan cendawan. Daging umbi tanaman itulah yang diiris tipis-tipis kemudian dijemur, untuk dijadikan ramuan.

Secara empiris, sarang semut tak hanya cespleng menyembuhkan tumor atau kanker tertentu. Penyakit lain yang diyakini bisa diatasi oleh kerabat kacapiring itu antara lain bronkitis, gangguan tekanan darah, jantung, dan stroke. Tak heran, kini banyak orang mulai menyandarkan harapan kesembuhan pada sarang semut.

Kaya flavonoid

Kenyataan itu cukup beralasan, apalagi banyak peneliti dari Jepang telah membuktikannya melalui berbagai uji maupun kajian ilmiah. Dalam uji in vitro, anggota famili Rubiaceae itu memiliki peluang untuk menekan pertumbuhan sel kanker.

Adalah Qui Kim Tran dari University National of Ho Chi Minh City dan koleganya, yakni Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan Arjun Hari Banskota yang meneliti keampuhan sarang semut. Qui mengambil by ki nam (sebutan di Vietnam) dari Tinh Bien di Provinsi Angiang dan Lamdong. Di negeri lumbung beras itu sarang semut secara tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi beragam penyakit seperti diare, hepatitis, keputihan, malaria, dan rematik.

Oleh para ahli itu, tumbuhan berbobot 2-3 kg tersebut diekstrak dengan berbagai pelarut, seperti air, metanol, dan campuran metanol-air. Mereka lantas menumbuhkan tiga sel kanker yang amat metastasis alias mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, paru, dan usus.

Masing-masing hasil ekstraksi itu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, sarang semut mempunyai aktivitas antiproliferasi.
Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak terkendali. Lantas, apa sebenarnya senyawa aktif yang dikandung sarang semut? Hasil uji yang dilakukan Dr. Muhammad Ahkam Subroto dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, sarang semut mengandung flavonoid dan tanin. Bagi tubuh, flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang ampuh mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker. Mekanisme kerja flavonoid dalam mengatasi kanker dengan menginaktifasi karsinogen, menghambat siklus sel, dan menginduksi apoptosis. Manfaat lain flavonoid adalah meningkatkan air susu ibu (ASI). Flavonoid diyakini mengandung hormon penting untuk merangsang dan melancarkan ASI. Selain itu, nongon (sebutan sarang semut di Lembah Baliem, Papua) juga mengandung tokoferol, zat mirip vitamin E yang berefek antioksidan efektif. Tokoferol mampu menangkal radikal bebas dan antikanker.
.
Terbukti aman Riset ilmiah lain untuk menguji tingkat keamanan konsumsi sarang semut juga dilakukan Dr. Muhammad Ahkam Subroto. Ia memberikan ekstrak air tumbuhan obat itu kepada tiga kelompok mencit. Dua kelompok diberi sarang semut dengan dosis berlainan, sedang satu kelompok kontrol tidak diberi ekstrak. Setiap kelompok mencit terdiri atas 10 ekor, 5 jantan dan 5 betina berumur 3 bulan, berbobot 16 gram. Hasilnya, hingga hari kelima pemberian ekstrak sarang semut belum memengaruhi kinerja ginjal, hati, jantung, limpa, organ reproduksi, dan paru. Artinya, keenam organ itu masih berfungsi normal. Pada hari ke-12 organ mencit kelompok I dan II tak ada perubahan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, pada ginjal kelompok III terjadi degenerasi dan lisis pada sel epitel tubuli. Sementara itu, ginjal kelompok I dan II baru mengalami degenerasi pada hari ke-19. Pada hari yang sama, hati semua kelompok melemak. Hanya dua organ itulah yang mengalami gangguan, sementara empat organ lain tetap berfungsi dengan baik. Yang menggembirakan, kerusakan ginjal dan hati bersifat reversibel alias pulih kembali pada hari ke-23. Itu berarti daya tahan sel sudah beradaptasi. Penelitian itu sekaligus membuktikan bahwa konsumsi 3 kali 1 sendok makan sarang semut per hari masih sangat aman. Saat ini di pasaran banyak dijual produk ramuan berbahan dasar sarang semut, biasanya dalam bentuk serbuk maupun kapsul. Sayang, harganya bagi sebagian besar orang, tidaklah murah. Serbuk sarang semut seberat 100 gram harganya berkisar 100 ribu rupiah. Dengan semakin banyaknya budi daya sarang semut, semoga harganya bisa makin terjangkau.
Jangan Terlalu Lama Merebusnya Selain di Papua, rumah semut (sebutan di Semenanjung Malaysia) dapat dijumpai terutama di hutan-hutan dataran rendah, seperti di Pulau Siberut, Kalimantan, hingga Maluku. Berikut cara mengosumsi dan menyajikan sarang semut yang telah diolah menjadi serbuk:
Tuangkan satu sendok makan penuh bubuk sarang semut ke dalam panci berisi air bersih kurang lebih setengah liter (2 gelas), lalu direbus.
Jangan terlalu lama merebus sarang semut, agar flavonoidnya tidak rusak. Perebusan pada suhu 90 derajat Celsius hanya boleh selama 15 menit.
Setelah mendidih, kecilkan api sambil diaduk sesekali selama kurang lebih 15 menit (2 gelas menjadi 1 gelas).
Biarkan hingga hangat atau dingin, kemudian saring dan minum (buang ampasnya).
Untuk pengobatan, minumlah secara teratur 2-3 gelas sehari.
Untuk pencegahan dan meningkatkan stamina, minumlah 1-2 gelas sehari.
Dosis untuk anak-anak usia dibawah 10 tahun, setengah dari takaran orang dewasa.
Pastikan setiap takaran hanya untuk satu kali pemakaian. Sebaiknya gunakan panci yang benar-benar bersih dan berbahan baku stainless steel.
Sumber: Senior
Kunjungi. www.rumah-refleksi.web.id

Si Pahit (PARE) Obat Diabetes, cacingan dan Sifilis

Pare, obat diabetes, cacingan dan sifilis

Kapsul Pare (BILON)
POM TR 062 363 571
Isi. : 60 kapsul
Rp. : 35.000

Pare(Momordica charantia L.)
Sinonim := M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia :Cucurbitaceae

Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak.
Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning.
Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit.
Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare;

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas.

KANDUNGAN KIMIA:
Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan

BAGIAN YANG DIPAKAI: Buah, biji, bunga, daun dan akar.

KEGUNAAN:
Buah:
- Batuk, radang tenggorok (pharyngitis).
- Haus karena panas dalam.
- Mata sakit dan merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena udara panas (heatstroke).
- Menambah napsu makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik gout.
- Memperbanyak air susu (ASI).
- Datang haid sakit (dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing gelang.

Bunga: - Pencernaan terganggu

Daun:
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing nanah (Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut pada anak balita.

Akar:
- Disentri amuba.
- Wasir.

Biji:
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Pemakaian luar. Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Haus karena panas dalam, demam, heat stroke:
Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah. Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

2. Diabetes:
a. 200 g buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin diminum, lakukan setiap hari.

b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum, Lakukan setiap hari.

3. Disentri.
Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang. Satu kali minum 200 cc.

4. Disentri amuba, diare:
Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir secukupnya lalu diminum.

5. Cacingan pada anak:
a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.

6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Daun kemudian ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas. Ramuan ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini disaring, airnya dipakai untuk membasuh kulit kepala.

b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih. Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi dan anak balita.

7. Bisul, abses:
Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:
Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu disaring. Air saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi hari sebelum makan.

9. Kencing nanah:
6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

10. Sifilis:
5 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 3/4 jari rimpang temulawak, 3/4 jari batang brotowali, 1 jari gadung cina, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4,5 gelas air bersih, sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

11. Batuk, batuk rejan:
1/3 genggam daun pare hutan dicuci bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan 3/4 cangkir air masak dan sedikit garam, aduk merata, lalu disaring, minum.
Lakukan 2 kali sehari.

12. Melancarkan pengeluaran ASI:
Daun pare secukupnva dicuci bersih, lalu digiling halus. Balurkan disekeliling payudara.
13. Sariawan, dismenorrhoea: 60 g buah pare dibuang bijinya lalu diparut, peras dengan sepotong kain. Air parutannya ditambah sedikit gula, aduk sampai merata. Minum sekaligus.

Kunjungi. www.rumah-refleksi.web.id

Dari Dapur Sembuhkan Asam Urat Dan Kolesterol

Daun Salam

POM TR 072 374 551
Isi. : 60 kapsul
Rp. : 35.000

Berbagai literatur menyebutkan bahwa daun salam mempunyai banyak khasiat pengobatan. Berikut ini resep yang disampaikan sinshe Johanes, ahli pengobatan Cina maupun R. Broto Sudibyo dari Pengembang Kesehatan Masyarakat RS Bethesda Yogyakarta dan Kabid Centra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta.

Uraian

Pohon salam tumbuh liar di hutan, di daerah pegunungan maupun ditanam di halaman rumah sebagai tanaman bumbu. Tumbuhan berbatang besar dan tinggi ini, tingginya bisa mencapai 25 m. Daunnya yang rimbun, berbentuk lonjong, berujung runcing. Bila diremas mengeluarkan bau harum. Bunganya putih dan harum. Buahnya keciI-kecil sebesar buni dan rasanya sedikit sepat. Ketika masih muda buahnya berwarna hijau, kemudian kalau sudah tua berwarna merah kehitaman.

Kandungan & Manfaat:

Daun salam mengandung zat-zat bahan warna, zat samak dan minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Zat tanin yang terkandung bersifat menciutkan (astringent).

Cara Pemakaian Lainnya :

Diare :Daun 15 lembar dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Dan tambahkan dengan sedikit garam. Setelah dingin disaring, diminum sekaligus.

Sakit Maag :Daun 15-20 lembar dicuci berish, rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya. Diminum sebagai teh, sampai rasa penuh dan perih di lambung menghilang.

Bau Mulut akibat alkohol :

1 genggam buah salam yang sudah masak dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus. Peras dan saring lalu diminum.

Kudis atau gatal :

Daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.

Kolesterol dan Asam Urat:

7-10 Lembar direbus dalam 1 1/2 gelas menjadi 1 gelas. Diminum 3 x sehari.Masing-masing merebusnya menggunakan pot tanah atau panci teflon. Jangan gunakan panci alumunium karena bisa menimbulkan kontaminasi.

Sumber: Senior
Kunjungi : www.rumah-refleksi.web.id

Darah Tinggi, Vertigo Sembuh Dengan Seledri

Seledri


Seledri berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia, dan merupakan tanaman dataran tinggi, yang ditemukan pada ketinggian di atas 900 m dpl. Di daerah ini seledri yang tumbuh memiliki tangkai daun yang menebal. Untuk pertumbuhannya, seledri memiliki memerlukan cuaca yang lembab. Seledri juga bisa ditanam di dataran rendah. Hanya saja ukuran batangnya menjadi lebih kecil dan digunakan sebagai penyedap masakan. Seledri terdiri dari tiga jenis yaitu seledri daun, seledri potongan dan seledri berumbi. Seledri yang banyak ditanam di Indonesia adalah seledri daun.

Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Batang persegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau pucat. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, helaian daun tipis dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, berwarna hijau keputih-putihan. Bunga majemuk berbentuk payung, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih, mekar secara bertahap. Buahnya buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, berwarna hijau kekuningan.

Seledri dipanen setelah berumur 6 minggu sejak ditanam. Tangkai daun yang agak tua dipotong 1 cm di atas pangkal daun. Daun muda dibiarkan tumbuh untuk dipanen kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan berair dapat dimakan mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan untuk penyedap sup. Jika seledri ditanam di daerah tropik, ukurang batangnya kurang besar sehingga seluruh bagian tanaman digunakan sebagai sayur. Seledri dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing (diuretik), sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), afrodisak dan penenang (sedatif).

Herba berbau aromatik, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk. Herba bersifat tonik, memacu enzim pencernaan (stomatik), menurunkan tekanan darah (hipotensif), penghenti pendarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, peluruh kentut (karminatif), mengeluarkan asam urat darah yang tinggi, pembersih darah dan memperbaiki fungsi hormon yang terganggu.

Kandungan Kimia

Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagine, zat pahit, vitamin (A,B dan c). Setiap 100 gr herba seledri mengandung air sebanyak 93 ml, protein 0,9 gr, lemak 0,1 gr, karbohidrat 4 gr, serat 0,9 gr, kalsium 50 mg, besi 1 mg, fosfor 40 mg, yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg, vitamin A 130 IU, vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg dan nikotinamid 0,4 mg. Akar mengandung asparagin, manit, zat pati, lendir, minyak asiri, pentosan, glutamin dan tirosin. Biji mengandung apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif.

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah seluruh herba, akar dan biji dari buah masak.

Indikasi

Herba berkhasiat untuk pengobatan:
- Tekanan darah tinggi
- Tujuh keliling (vertigo) disertai sakit kepala
- Tungkai bengkak karena timbunan cairan
- Masuk angin, mual, kolik
- Diare
- Rematik gout, asam urat, darah tinggi
- Bronkitis, batuk
- Mata kering (xeroftalmia)
- Tidak nafsu makan- psoriasis, alergi
- Kencing berdarah
- Keluhan menopause, gangguan menstruasi
- Penyubur rambut

Akar berkhasiat untuk pengobatan :
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol darah tinggi
- Air seni mengandung lemak
- Kolik

Biji berkhasiat untuk pengobatan :
-Rheumatiusm, rematik gout dan asam urat darah tinggi
- Bronkhitis, asma
- Penyakit pada hati dan limpa
- Kolik
- Sakit perut setelah melahirkan

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 30-40 lembar daun, lalu air rebusannya diminum. Cara lain, rebus 1,3-3,9 gr biji dengan api kecil selama 3 jam, lalu rebusannya diminum. Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu turapkan pada bisul dan bagian tubuh yang meradang.

Efek farmakologis dan hasil pemakaian
* Infus daun seledri dengan kadar 10% sebanyak 5 ml/kg bb akan memberikan efek penurunan kadar asam urat darah kera secara nyata, jika dibandingkan dengan pemberian probenecid 20 mg/kg bb pada 3,4,5 dan 6 jam pemberian. Akan tetapi, akan berbeda nyata jika dibandingkan dengan probenecid pada 7,5 dan 9 jam pemberian (Fimelda Winata, FF WIDMAN, 1988)
* Pemberian ekstrak seledri dengan cara peras maupun refluks menunjukkan penurunan tekanan darah kucing (Aaltje Dondokambey, JF FMIPA UNHAS, 1985)
* Alkaloid yang terkandung dalam biji seledri mempunyai efek sedatif dan antikonsulvan pada tikus
* Minyak menguap pada biji seledri dapat menghambat perkembangan jamur, seperti Histoplasma capsulatum dan Candida albicans

Contoh pemakaian
Rematik gout
* Potong 1 genggam daun dan batang seledri kecil-kecil, lalu rebus dalam 2 gelas air samapi tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus
* Iris 1 buah bongol seledri tipis-tipis. Seduh dengan 3 cangkir air panas, lalu minum ramuan ini sebagai teh
* Cuci 30-40 lembar daun seledri, lalu siram dengan air panas. Selanjutnya, makan sebagi lalap saat makan. Lakukan 2 kali sehari
* Rebus 2 sendok makan biji seledri dalam 2 liter air selama 3 jam dengan api kecil. Minum air rebusannya selagi panas sebanyak 1 cangkir sehari 3-4 kali

Mata kering (xeroftalmia)
* Makan daun seledri sebagai lalap segar bersama-sama dengan makan nasi. Lakukan tiap hari
* Cuci daun seledri, daun bayam dan daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) masing-masing 1/3 genggam sampai bersih, lalu giling sampai halus. Tambahkan garam dapur seujung sendok teh dan 3/4 cangkir air masak. Remas campuran ini sampai merata, kemudian peras dan saring. Minum air perasannya sekaligus, lakukan 3 kali sehari.

Tekanan darah tinggi
1. Cuci 100gr seledri seutuhnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1 cangkir air, lalu peras dan saring. Selanjutnya tim samapi mendidih. Setelah dingin, bagi untuk 2 kali minum, pagi dan siang hari.
2. Cuci 16 batang seledri seutuhnya sampai bersih dan potong-potong secara kasar, lalu masukkan ke dalam panci email. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya. Setelah dingin, airnya diminum dan seledrinya dimakan. Lakukan 2 kali sehari, masing-masing separuhnya

Bronkitis
Cuci 60gr seledri segar, 10gr kulit jeruk mandarin kering dan 25gr gula aren samapi bersih. Lalu potong-potong seperlunya. Masukkan kedalam panci email, lalu tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya terisisaa separuhnya. Setelah dingin saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari, masing-masing 3/4 gelas.

Batuk
Cuci 30gr seledri segar seutuhnya, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan madu secukupnya. Gunakan ramuan ini untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari.

Kolik, sakit perut setelah melahirkan
Sediakan 60 gr seledri segar seutuhnya, 1 ruas jari tangan jahe merah dan sepotong gula aren. Cuci bahan-bahan tersebt dan potong-potong seperlunya, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
Psoriasis, alergiSediakan 2 batang seledri, 3 buah wortel ukuran sedang dan 1 buah bit ukuran sedang. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu dijus. Minum jus tersebut sekaligus waktu perut kosong. Lakukan 2 kali sehari

Menurunkan kadar kolesterol yang tinggi
Cuci 30 gr akar seledri sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Penyubur rambut
Cuci 7-10 tangkai daun seledri sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Setelah dikeramas, gosokan tumbukan daun seledri tersebut ke kulit kepala dan rambut secara merata sambil dipijat ringan. Setelah selesai, bungks rambut dengan handuk selama kurang lebih 1 jam. Selanjutnya, bilas rambut dengan air bersih. Lakukan seminggu sekali.

Catatan :Ramuan ini jangan digunakan oleh seseorang yang air seninya mengandung zat putih telur (protein +)Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Nty

Teresdia dalam bentuk ekstak kapsul seledri isi 45 kapsul harga 40.000
Kunjungi. www.rumah-refleksi.web.id