Sabtu, 04 Februari 2012

Binahong Khasiatnya Bukan Omong Kosong

Khasiat Binahong, Bukan Omong Kosong

Kapsul Binahong
isi. : 60 kapsul
Rp. : 40.000

Saking mujarabnya, dulu binahong dianggap punya kekuatan mistis. Namun, sekarang, makin banyak penelitian yang menjelaskan alasannya secara ilmiah.


Sesekali, mari bercerita tentang perang. Di balik kemenangan Vietnam melawan Amerika dalam Perang Vietnam (1957-1975), ada satu tanaman yang ikut berjasa. Binahong namanya.
Konon saat itu tentara Vietkong memanfaatkannya untuk mengobati luka dan meningkatkan stamina. Cukup dikunyah, lalu dibalurkan pada luka. Dalam waktu singkat, Vietkong yang terluka parah dapat kembali pulih, bahkan kembali bergabung dalam pertempuran selanjutnya. Tentara Amerika pun geleng-geleng kepala saking herannya.
          Setelah perang berakhir dan binahong tak lagi digunakan oleh para tentara, khasiatnya masih sering dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Lukas (41 tahun), karyawan di Yogyakarta misalnya, memberikan binahong kepada anaknya untuk mempercepat penyembuhan luka bekas khitan. Sementara Johanna Sudarso (53 tahun), rajin minum rebusan binahong untuk menjaga kadar kolesterolnya tetap normal.
Rupanya, manfaat binahong untuk menjaga kesehatan sangat beragam. Mulai dari menjaga stamina, mengobati luka, mengatasi peradangan, hingga membantu mengatasi masalah tekanan darah, kolesterol, jantung, hepatitis, bahkan kanker.
 
Mudah tumbuh
Binahong (Anredera cordifolia, juga sering disebut Boussingaultia basseloides) merupakan jenis herba yang berasal dari kawasan Cina, Korea, dan Taiwan. Sebagian sumber juga menyebutkan, tanaman yang menyukai tempat lembap dan dingin ini dengan mudah ditemukan di daerah Asia Tenggara.
Di Indonesia, binahong juga sering disebut kakatuncaran, gondola, juga gendola, yang artinya gapura.  Disebut demikian, karena tanaman merambat ini sering digunakan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan. Sedangkan orang Barat lebih suka memanggil namanya sesuai dengan bentuk daunnya yang seperti jantung, yaitu heartleaf madeiravine, madeiravine (Inggris), parra de madeira, atau enredera del mosquito (Spanyol).
Popularitas binahong ke berbagai penjuru dunia tak lepas dari sifatnya yang khas. Meskipun cenderung menyukai tempat yang lembap dan dingin, binahong tetap bisa tumbuh subur kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja. Ibaratnya, meskipun rimpangnya dibiarkan tergeletak begitu saja, ia bisa bertahan hidup.
Menurut Endah Lasmadiwati, herbalis dari Kebun Tanaman Obat Taman Sringanis, Bogor, karakteristik semacam itu lazim dijumpai pada tanaman obat. "Seolah-olah, begitulah cara alam menyampaikan pesan, bahwa tanaman itu bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu kita memerlukan", tuturnya.
 
Dianggap tanaman mistis
Hingga saat ini, penggunaan binahong untuk mempercepat penyembuhan luka – baik itu akibat kecelakaan atau operasi – masih ditemukan di berbagai daerah. Menurut Endah, binahong juga sering digunakan sebagai obat batuk, gangguan pembuluh darah dan jantung, hingga membantu pengobatan beberapa jenis kanker.
Secara empiris, khasiat binahong tersebut diakui oleh Dr Prapti Utami, anggota Perhimpunan Dokter Pengembang Kesehatan Timur (PDPKT), yang berdomisili di Jakarta. "Beberapa pasien yang mengonsumsi rebusan binahong, kadar kolesterol dan tekanan darahnya memang membaik. Luka pada penderita herpes yang dikompres daun binahong juga lebih cepat mengering," tuturnya.
 
Terbukti secara ilmiah
Seiring berjalannya waktu, keajaiban binahong bisa dijelaskan secara ilmiah. Penelitian membuktikan, daun binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan minyak asiri.
"Flavonoid sebagai komposisi utama dalam binahong memegang peranan yang sangat besar. Sebab, secara umum, gangguan yang terjadi pada tubuh kita dipicu oleh peradangan di tingkat sel. Saat sel-sel meradang, sistem metabolisme tidak mampu bekerja secara optimal. Dengan begitu, kerja fungsi organ pun ikut terganggu," Dr Prapti menjelaskan.
Selain itu, senyawa lainnya ikut membantu dan bekerja saling melengkapi. Alkaloid, misalnya, berperan sebagai antioksidan, yang mendukung regenerasi sel dan membasmi radikal bebas. Sementara saponin berperan memacu pembentukan kolagen, sejenis protein yang berperan dalam penyembuhan luka. Sedangkan minyak atsiri berperan dalam melancarkan proses metabolisme.
Kandungannya itu membuat binahong memiliki efek farmakologis sebagai antiradang, analgesik (penurun panas), antipiretik (pereda nyeri), antihiperlipidemik (mencegah perlemakan berlebih dalam darah), serta menghambat pertumbuhan sel kanker. Ini bukan omong kosong, karena kesimpulan tadi merupakan hasil penelitian Abou Zeid dan rekan-rekan, yang dimuat dalam Bulletin of The National Research Centre, Cairo, pada tahun 2007. (N)
Penulis : Dyah Pratitasari
Simak artikel lengkapnya di Nirmala 09/Tahun 11, edar 1 September 2011
 
Kunjungi www.rumah-refleksi.web.id