Senin, 09 Januari 2012

Ketika Kelenjar Kupu-kupu Terganggu
www.rumah-refleksi.web.id

Istilah awamnya, gangguan tiroid. Gejalanya sering rancu, sehingga jarang disadari atau malah disangka penyakit lain. Padahal jika tidak segera ditangani, bisa memicu komplikasi serius.

Pernah membaca novel The Hobbit? Tulisan fantasi karya J.R.R Tolkien, penulis asal Inggris, yang kisahnya diangkat ke dalam layar lebar berjudul Lord of The Rings ini mengisahkan petualangan para hobbit, sejenis manusia kerdil.
            Rupanya, keberadaan mereka bukan sekadar cerita dongeng. Teori terbaru yang diajukan ilmuwan Australia dalam jurnal Proceedings of The Royal Society menyatakan, hobbit masih satu spesies dengan manusia pada umumnya. "Bedanya, mereka kekurangan hormon tiroid sehingga pertumbuhan fisik dan mental mereka terhambat. Tubuh mereka juga menjadi kerdil, yang dalam bahasa medis disebut kretinisme," kata Peter Obdendorf, peneliti dari School of Applied Sciences, RMIT University, Australia.
 
Jumlahnya terus meningkat
            "Kekurangan tiroid memang bisa membuat manusia jadi kretinisme," tutur Prof Dr Johan S. Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN, ketua kelompok studi Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dalam seminar media berjudul "Gangguan Kesehatan Akibat Kelainan pada Kelenjar Tiroid: Dampak Hipotiroid dan Hipertiroid", di Jakarta, Desember lalu. Sebab, pada kondisi tersebut tubuh kekurangan hormon yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. "Akibatnya, selain cacat fisik, perkembangan mental dan kecerdasannya juga bisa terbelakang", tambahnya.
            Namun gangguan tiroid tidak harus berupa kekurangan tiroid. Sebab, kadar tiroid yang berlebihan pun memicu masalah.  Metabolisme tubuh akan meningkat terlalu pesat, membuat fungsi organ menjadi kacau. Efeknya bermacam-macam. Mulai dari terganggunya fungsi reproduksi, glaukoma, hingga serangan jantung. Jika gangguan tiroid ini dialami oleh wanita hamil, janin yang ia kandung bisa terkena imbasnya.
            Di Indonesia, data pengidap gangguan tiroid belum diketahui secara pasti, namun jumlahnya diduga terus meningkat. Di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, misalnya, jumlah pasien tiroid yang berkunjung ke rumah sakit tersebut berkisar antara 288 hingga 300 orang setiap bulan. Sebagian besar dari mereka datang ketika kondisinya sudah cukup parah.
 
Pengatur metabolisme
            Tiroid merupakan salah satu kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di leher depan bagian bawah, antara jakun dan tulang dada bagian atas. Itu sebabnya, ia juga sering disebut kelenjar gondok atau kelenjar kupu-kupu.
            Kelenjar yang satu ini berperan penting dalam proses metabolisme. Tugas utamanya memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berperan sebagai pengatur metabolisme dan sumber energi. Sebagai pengatur metabolisme, tiroid berperan penting dalam menyerap semua zat makanan yang kita makan sekaligus membuang racun-racun yang bersarang di dalam tubuh. Ia juga bertugas mengatur produksi energi di dalam mitokondria, yaitu pembangkit tenaga bagi seluruh sel yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup kita.
            "Dalam melakukan tugasnya, tiroid tidak sendirian. Ia dibantu oleh thyroid stimulating hormone (TSH), semacam hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari di dalam otak, yang bertugas merangsang tiroid memproduksi hormon-hormon tadi. Jika jumlah hormon tiroksin dalam tubuh kita sudah cukup, tubuh akan mengirimkan sinyal pemberitahuan ke otak. Selanjutnya, kelenjar pituitari akan mengurangi jumlah TSH yang dikeluarkan, sehingga tiroid berhenti berproduksi," ujar Prof Johan.
 
Mekanisme error
            Gangguan tiroid terjadi saat sistem penerimaan sinyal dan informasi di kelenjar tiroid mengalami error. Meski otak tidak memproduksi TSH untuk merangsang tiroksin misalnya, tiroid dengan giat terus bekerja memproduksi hormon. Akibatnya, terjadilah kelebihan hormon tiroksin di dalam tubuh yang disebut hipertiroid.
            Karena kelebihan hormon, proses metabolisme berjalan ekstra cepat. Proses pembakaran di dalam tubuh seolah berlangsung tanpa henti. Itu sebabnya, meskipun makannya banyak, pengidap hipertiroid akan terus menerus merasa lapar, sering buang air besar, dan tubuhnya cenderung kurus. Makan banyak tapi awet langsing ini tidak membuat nyaman, karena di saat yang sama timbul rasa gelisah, cepat marah, sulit tidur, tangan gemetar, otot terasa lemas, dan jantung berdebar-debar.
            "Sebaliknya, jika kelenjar tiroid rusak atau ngambek berproduksi, tubuh hanya bisa memperoleh sedikit tiroksin sehingga terjadi kekurangan (hipotiroid). Kondisi ini membuat metabolisme tubuh berjalan sangat lambat, sehingga orang yang mengalami gangguan ini cenderung kalem, mudah mengantuk, sembelit, sering kedinginan, dan gampang gemuk," tutur Prof DR dr Sri Hartini, SpPD-KEMD, ahli endokrin dari RS Hasan Sadikin, Bandung. (N)
Penulis  : Dyah Pratitasari
Simak artikel lengkapnya di Nirmala 01/Th 12, edar 1 Januari 2012

Benerapa pasien kami Alhamdulillah banyak yang sembuh dari gangguan tiroid setelah kami refleksi dan kami beri obat herbal Androbiotik dan SuperCann.
Tlp.03170431304

Terapi Bekam Baik untuk Gangguan Pembuluh Darah
www.rumah-refleksi.web.id

Terapi bekam semakin populer. Tidak saja di kalangan awam, tapi juga selebriti dunia seperti Britney Spears, Demi Moore, Gwyneth Paltrow, dan Victoria Beckham diberitakan pernah menjalani terapi ini.

Anggapan minor bahwa terapi bekam hanyalah terapi kelas rumahan dan kurang dapat dirasakan manfaatnya untuk pengobatan medis, sudah terbantahkan. Pasalnya, kini beberapa artis papan atas dunia, justru mulai tertarik merasakan manfaat terapi bekam ini.

Adalah Star Magazine (April, 2007) yang memberitakan Birtney Spears (29 tahun) bintang penyanyi pop papan atas dunia pernah dibekam oleh dr Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, seorang ahli pengobatan herba yang menerapkan metode bekam (cupping) dan lintah (leech therapy).   

Konon, Victoria Beckham (36 tahun), selebriti asal Inggris juga pernah menjalani terapi bekam ini di AcuMedic, sebuah klinik bekam di Camden, North London (www.thesun.co.uk – Juli 2010), untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu mengeluarkan racun di dalam tubuh. Begitu juga aktris Hollywood Demi Moore dan Gwyneth Paltrow (2004) serta bintang tenis terkenal Andy Murray. "It's about understanding my body … love it!" komentar Jessica Simpson (30 tahun), bintang penyanyi pop dunia tentang bekam yang ia jalani lewat situs jejaring sosial Tweeter.
 
Sudah ada sejak zaman Nabi
Dokter Agus Rahmadi dari Klinik Bekam RS Puri Mandiri Kedoya, Jakarta Barat, mengatakan bekam atau hijamah atau al-hajmu (dari bahasa Arab) adalah sebuah metode pengisapan atau vakumisasi dengan menggunakan alat menyerupai tabung atau cawan/kop untuk mengeluarkan darah tua (darah kotor) atau yang sudah tidak teroksigenasi dengan baik di permukaan kulit paling luar melalui area bekam lewat tindikan dengan jarum yang steril.
Sepintas bekam memang menyeramkan karena terjadi perdarahan di bawah permukaan kulit. Tetapi sebenarnya tidak seseram yang terlihat, karena darah yang terambil berasal dari darah di permukaan kulit paling luar atau di pembuluh darah tepi (perifer) dan biasanya sudah tidak teroksigenasi dengan baik alias darah tua atau darah kotor; dan dalam sekali bekam, maksimal hanya 125 cc darah yang boleh diambil.
Metode bekam ini sudah ada sejak sebelum Islam datang dan sudah berkembang di Babilonia, Mesir, dan Persia. Pada masa Islam, bekam yang terambil dari kata hijamah ini, menjadi salah satu cara pengobatan yang disunnahkan (disarankan) pada zaman Nabi.
Secara umum, kesembuhan itu terletak pada tiga hal. Meminum madu, hijamah (bekam), dan sundutan besi panas. Namun "... dan aku melarang umatku dengan besi panas," kata Nabi Muhammad SAW kepada Ibnu Abbas r.a. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh  Imam Bukhari. "Dengan adanya hadits ini, bekam menjadi populer di Timur Tengah atau negeri-negeri berpenduduk muslim, " kata dr Agus Rahmadi.
Pada zaman China kuno, terapi bekam dikenal sebagai "perawatan tanduk" karena mereka memakai alat tanduk, dan pada masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru. Pada kurun abad ke-18, orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al'alaq) sebagai alat untuk terapi bekam,  yang dikenal dengan leech therapy dan masih dipraktikkan sampai sekarang.
Kini bekam telah dimodifikasi dengan sempurna; sesuai kaidah-kaidah ilmiah menggunakan suatu alat khusus (cawan - cup) yang higienis, praktis, dan efektif, sehingga di Barat/Eropa lebih dikenal dengan nama cupping therapy.   "Sayang, masih banyak praktisi bekam yang tidak memiliki latar belakang medis, sehingga muncul kesan terapi bekam bukan metode pengobatan medis dan ilmiah," lanjutnya.
 
Medis dan ilmiah  
Padahal banyak literatur yang menjelaskan secara medis dan ilmiah manfaat terapi bekam ini. Sebuah riset yang dilakukan oleh dr Ahmad Abdus Sami, Kepala Divisi Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Darat Mesir misalnya, membuktikan bahwa pembuangan sebagian darah dalam terapi bekam mampu memulihkan reaksi pengobatan menjadi lebih cepat, dibanding pengobatan tanpa bekam.
            Hasil percobaan yang dilakukan dr Amir pada pasien terinfeksi virus Hepatitis C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya, setelah pasien diterapi bekam dan diberi obat Interferon dan Riboviron bereaksi positif dan kekebalan tubuh pasien meningkat. Padahal sebelum diterapi bekam reaksi terhadap obat hampir tidak terjadi. Dengan penelitian ini, dr Amir pun merekomendasikan bekam untuk  dipakai sebagai terapi pendamping bagi  pengobatan medis.
            Penelitian lain tentang mekanisme penyembuhan, cara kerja, serta manfaat kesehatan bekam dilakukan oleh dr Amir Muhammad Sholih, dosen tamu di Universitas Chicago dan peraih penghargaan di Amerika di bidang pengobatan natural serta anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di Amerika, juga menunjukkan adanya manfaat yang signifikan. Orang yang melakukan terapi bekam juga mendapatkan efek rangsangan pada titik saraf di dalam tubuh, seperti halnya pada pengobatan akupunktur.
Bedanya, pada terapi akupunktur reaksi yang dihasilkan hanyalah sebatas rangsangan pada titik saraf tertentu, sedangkan pada terapi bekam selain adanya efek rangsangan pada saraf juga terjadi proses pergerakan aliran darah yang keluar.
 
Manfaat bekam
            Dokter Agus Rahmadi menjelaskan, darah yang keluar melalui metode bekam adalah darah yang sudah tidak memiliki ikatan oksigen kuat (darah rusak atau kotor ), sehingga cenderung kental, berwarna merah kehitamam, dan sering menyumbat serta menempel pada pembuluh darah tepi (perifer). "Pada kondisi normal tanpa pembekaman, karena tidak mendapat aliran darah sehat (yang masih teroksigenasi dengan baik - sehingga sirkulasi darah dapat mengalir lancar), maka pembuluh darah tersebut akan tersumbat oleh plak-plak dan racun yang menempel di dinding pembuluh darah dan dapat menimbulkan pengerasan (aterosklerosis)," demikian penjelasannya.
 Dengan pembekaman, darah kotor dikeluarkan untuk menghilangkan  perlengketan pada jaringan ikat  dan merangsang sistem saraf perifer, sehingga darah yang bersih dapat mengalir kembali ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi. Dengan demikian, manfaat pertama yang didapat dari terapi bekam adalah menghilangkan sumbatan-sumbatan atau plak-plak di pembuluh darah tepi, sehingga aliran darah kembali lancar.

Manfaat lainnya karena darah yang rusak telah dikeluarkan, kerja limpa sebagai  pusat penghancur  kuman dan pusat regulasi darah kotor untuk memproduksi protein menjadi lebih ringan. "Dengan cara kerja ini, terapi bekam sangat bermanfaat untuk membantu mengatasi gangguan hipertensi dan meningkatkan sistem imunitas tubuh," ujar Agus Rahmadi.

Penjelasan tersebut sejalan dengan hasil penelitian laboratorium darah yang dilakukan oleh dr Muhammad Amin Syaikhu, ilmuwan asal Damaskus, yang menjelaskan bahwa rahasia umum mekanisme kesembuhan proses  bekam  terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna (Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals).

Dalam penelitian laboratorium darah tersebut, dr Muhammad Amin Syikhu, menemukan bahwa proses bekam bermanfaat untuk membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel darah putih di dalam tubuh. (N)

Penulis : Ahmad Kholil

Simak artikel lengkapnya di Nirmala 05/Tahun 11, edar 1 Mei 2011 

 Rumah Sehat refleksi Melayani terapi Bakam dan Ruqyah Setiap hari Sabtu jam 09-00 - 17.00 wib.
Tlp. 031-70431304

Daun Sirsak Benarkah Lebih Hebat dari Kemoterapi?
www.rumah-refleksi.web.id

Konon, daya kerja rebusan daun sirsak dalam membasmi kanker 10.000 kali lebih kuat daripada obat kimia yang biasa digunakan dalam kemoterapi. Selain itu diklaim tidak menyebabkan mual dan merontokkan rambut.

Belakangan, daun sirsak memang jadi primadona. Khasiatnya dalam mengobati kanker sedang dibicarakan di seluruh penjuru dunia. Bukan hanya oleh masyarakat awam, namun juga kalangan medis dan ilmuwan. Kehebohan ini juga merambah dunia maya. Di situs mesin pencari Google, misalnya, topik "daun sirsak obat kanker" pada pertengahan Februari 2011 mencapai 284.000 buah, dan terdiri dari berbagai tulisan. Mulai dari artikel yang menyiarkan kabar kehebatan daun sirsak, hingga obrolan di dalam milis-milis yang mempertanyakan kebenarannya.
 
Sejak berabad-abad yang lalu
Jika orang menanggapi dengan bentuk antusiasme yang berbeda-beda, itu bisa dimaklumi. Bagi sebagian orang, kabar ini memang cukup mengejutkan. Selama ini sirsak tidak dikenal sebagai tanaman yang istimewa. Di Indonesia, pohon sirsak bisa tumbuh tanpa perawatan khusus di kebun atau halaman rumah. Buahnya pun bukan komoditi yang bernilai jual tinggi. 
Belum banyak yang tahu, bahwa sesungguhnya, tanaman yang bernama Latin Annona muricata ini sudah lazim dimanfaatkan sebagai obat. Sejak berabad-abad yang lalu, suku Indian di kawasan Amerika Selatan menggunakan kulit kayu, akar, daun, buah, dan bijinya untuk mengatasi berbagai macam penyakit, seperti asma, rematik, gangguan liver, dan jantung. Nenek moyang kita pun sudah sering memanfaatkan daun dan buahnya untuk mengatasi gangguan sehari-hari, seperti anyang-anyangan (infeksi saluran kemih), ambeien, batuk, bisul, cacingan, diare, gatal-gatal, dan masih banyak lagi.
Seiring berjalannya waktu, beberapa referensi mencatat kekhasiatannya yang tidak lepas dari beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Batang dan daun tanaman sirsak kaya akan tanin, fitosterol, kalsium oksalat, serta zat alkaloid. Sementara buahnya mengandung banyak protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin C. Kandungan tersebut membuat sirsak berkhasiat sebagai antioksidan, antibakteri, antijamur, antikejang, dan antiradang.
 
Penemuan mutakhir: antikanker
            Khasiat sirsak sebagai antitumor dan antikanker konon bukan penemuan baru. Menurut beberapa sumber, risetnya sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu oleh sebuah perusahaan obat di Amerika. Namun, karena ada aturan dari pemerintah setempat yang mengatakan bahwa sumber alami untuk obat tidak bisa dipatenkan, perusahaan itu merasa tidak bakal memperoleh keuntungan. Akibatnya, ia memilih untuk menutup proyek penelitian, sekaligus menyimpan rapat-rapat hasil risetnya pada masyarakat luas.
            Tapi kabarnya, ada seorang ilmuwan yang membocorkan temuan tersebut, antara lain kepada tim riset dari Health Sciences Institute, sebuah lembaga penelitian dunia yang berkedudukan di Inggris. Sejak saat itu, sebanyak 20 laboratorium di berbagai negara mulai melakukan berbagai penelitian terhadap sirsak.
Perlahan-lahan, rahasia itu mulai terkuak. Pada tahun 1976, The National Cancer Institute, Amerika, menemukan bahwa senyawa aktif yang terdapat dalam batang, daun, dan ranting daun sirsak, bernama annonaceous acetogenin, mampu menyerang dan melumpuhkan sel kanker.  
Sekitar 20 tahun kemudian, beberapa penelitian yang dilakukan oleh Jerry L. McLaughlin, Nicholas H. Oberlies, Lu Zeng, dan Feng-E Wu dari Purdue University, Amerika, bekerjasama dengan Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menemukan bahwa senyawa tersebut bisa membedakan sel normal dan sel kanker, dan hanya membasmi sel kankernya saja.
 Lebih hebatnya lagi, sel kanker yang sudah resisten terhadap obat bisa dilumpuhkan. Ini disebabkan, annonaceous acetogenin bekerja dengan cara menghambat sekaligus merusak produksi adenine triphosphat (ATP) yaitu semacam sumber energi bagi pertumbuhan sel kanker. Karena tidak memperoleh makanan dan tenaga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sel-sel kanker itu akhirnya mati.
Kehebatan annonaceous acetogenin dalam sirsak ternyata juga dimiliki oleh "saudara" sirsak yang lain, yaitu srikaya (Annona cherimolia). Dal Hwan Kim dan rekan-rekannya dari Department of Pharmacy, Catholic University of Daegu, Gyeongsan, Korea, menemukan bahwa annonaceous acetogenin yang terdapat dalam biji srikaya memiliki aktivitas sebagai antikanker 10.000 kali lebih kuat dari Adriamycin (obat yang biasa digunakan dalam terapi kanker), saat diuji coba pada kasus tumor prostat, kanker payudara, dan kanker usus besar. Penelitian yang berjudul "Annomolin and Annocherimolin, New Cytotoxic Annonaceous Acetogenins from Annona Cherimolia" itu dimuat dalam Journal of Natural Product, Vol.64, tahun 2001.
 
Tetap kritis dan waspada
            Sesungguhnya, belum ada pernyataan yang menegaskan bahwa annonaceous acetogenin yang terdapat dalam sirsak memiliki kesamaan dengan srikaya seperti penemuan Dal Hwan Kim itu. Kesimpulan bahwa daun sirsak lebih hebat dari kemoterapi, kemungkinan didasarkan pada kesamaan kandungan annonaceous acetogenin yang terdapat di dalamnya.
Namun berita yang berkembang di luar sana terlanjur membuat banyak orang berpendapat bahwa daun sirsak memiliki potensi lebih kuat dari kemoterapi. Terlebih, ada beberapa penderita kanker mengaku kondisinya jauh lebih baik bahkan sembuh setelah mengonsumsi daun sirsak. 
            Menanggapi fenomena ini, Dr Aldrin Neilwan, SpAK, MARS, M.Biomed, MKes, Kepala Unit Complementary Alternative Medicine (CAM) RS Kanker Dharmais, Jakarta, menilai, bagaimanapun, penemuan mengenai potensi daun sirsak sebagai obat kanker perlu disambut positif. "Namun yang perlu diingat, jangan sampai terbuai dengan berita bombastisnya saja! Tingkat keberhasilan seseorang terhadap suatu jenis pengobatan tidak bisa dipukul rata. Selain itu, proses kesembuhan penderita juga dipengaruhi oleh banyak faktor," tuturnya.(N)
Penulis : Dyah Pratitasari

Simak artikel lengkapnya di Nirmala 03/Tahun 11, edar 1 Maret 2011

 Rumah Sehat Refleksi Menyediakan Kapsul Daun sirsak Tlp.031-70431304

Kapsul Ekstrak Kelor si Tanaman Ajaib

Kelor, Si Tanaman Ajaib


Bayangkan tentang sebuah pohon yang tumbuh di pekarangan. Daunnya mampu memenuhi kebutuhan gizi kita sekeluarga, bagian lainnya mengobati beragam jenis penyakit, dan bijinya mampu memurnikan air yang sudah tercemar.


Pohon itu benar-benar ada, kelor namanya. Bila selama ini namanya kurang populer sebagai tanaman obat, barangkali karena kelor telanjur identik dengan dunia magis. Konon, ia manjur digunakan untuk mengusir jin, menangkal santet, juga menghilangkan kesaktian. "Kalaupun bukan untuk mengusir setan, paling-paling untuk pakan kambing," cetus Hariyadi (47 tahun) yang berdomisili di Kedungmundu, Semarang.
Padahal, secara turun temurun, seluruh bagian kelor seperti daun, bunga, batang, akar, dan bijinya, sudah digunakan untuk membantu memelihara kesehatan. Saking banyaknya jenis penyakit yang mampu diatasi, sebagian kalangan pun menjulukinya dengan nama panasea, obat untuk segala macam penyakit.
Yang menarik, manfaatnya bukan sekadar cerita dongeng. Seiring berjalannya waktu, khasiat demi khasiatnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Belakangan, penelitian menemukan alasan kelor diandalkan sebagai tumbuhan pemberantas kelaparan dan malnutrisi. Rupanya, itu disebabkan oleh  kandungan  vitamin A dalam daunnya yang lebih tinggi dari wortel, vitamin C-nya yang lebih tinggi dari jeruk, zat besinya yang lebih tinggi dari bayam, potasiumnya yang lebih tinggi dari pisang, dan kalsiumnya yang lebih tinggi dari susu.
 
Bukan sekadar pakan ternak
          Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin mengenal kelor dengan beberapa nama, seperti murong (Aceh), munggai (Minang), maronggih (Madura), kelo (Ternate), atau kawona (Sumba).
          Sesungguhnya, di Indonesia, kelor tidak selalu bersinggungan dengan dunia mistis. Faktanya, di beberapa daerah di Sumatera, Sulawesi, dan Bali, beberapa bagian tanaman kelor seperti daun, bunga, dan buahnya sudah dikenal sebagai bahan makanan. Buah kelor muda yang bentuknya mirip kacang polong (namun lebih panjang), disebut drumstick, dikenal sebagai jenis sayuran lezat yang ditunggu-tunggu dalam berbagai jenis masakan. Kalau buah tersebut sudah tua, bijinya diambil, dan direbus atau dipanggang sebagai camilan. Sementara daunnya, bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk mentah, dicampurkan dalam salad, atau diolah menjadi kari. Begitu pula dengan bunganya, biasa digoreng bersama adonan tepung seperti tempura.
          Tidak jelas mengapa nama kelor tidak melejit layaknya sayuran lain. Padahal Trees for Life, Church World Service, dan Educational Concerns for Hunger Organization, lembaga-lembaga non-pemerintah di Barat yang berkecimpung dalam pemberantasan malnutrisi, merekomendasikan kelor sebagai salah satu bahan makanan terbaik, terutama untuk mencukupi kebutuhan gizi anak-anak, wanita hamil, dan ibu menyusui. Alasannya, kelor adalah tanaman yang mudah tumbuh di mana saja, tidak bergantung musim, namun kandungan nutrisinya melebihi sayuran yang sudah populer. (N)

Penulis : Dyah Pratitasari
Simak artikel lengkapnya di Nirmala 10/Tahun 12, edar 1 Oktober 2011 

Rumah sehat Refleksi menyediakan Kapsul ekstak daun kelor
Tlp. O31.70431304

Ketika Kelenjar Kupu-kupu Terganggu
www.rumah-refleksi.web.id

Istilah awamnya, gangguan tiroid. Gejalanya sering rancu, sehingga jarang disadari atau malah disangka penyakit lain. Padahal jika tidak segera ditangani, bisa memicu komplikasi serius.

Pernah membaca novel The Hobbit? Tulisan fantasi karya J.R.R Tolkien, penulis asal Inggris, yang kisahnya diangkat ke dalam layar lebar berjudul Lord of The Rings ini mengisahkan petualangan para hobbit, sejenis manusia kerdil.
            Rupanya, keberadaan mereka bukan sekadar cerita dongeng. Teori terbaru yang diajukan ilmuwan Australia dalam jurnal Proceedings of The Royal Society menyatakan, hobbit masih satu spesies dengan manusia pada umumnya. "Bedanya, mereka kekurangan hormon tiroid sehingga pertumbuhan fisik dan mental mereka terhambat. Tubuh mereka juga menjadi kerdil, yang dalam bahasa medis disebut kretinisme," kata Peter Obdendorf, peneliti dari School of Applied Sciences, RMIT University, Australia.
 
Jumlahnya terus meningkat
            "Kekurangan tiroid memang bisa membuat manusia jadi kretinisme," tutur Prof Dr Johan S. Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN, ketua kelompok studi Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dalam seminar media berjudul "Gangguan Kesehatan Akibat Kelainan pada Kelenjar Tiroid: Dampak Hipotiroid dan Hipertiroid", di Jakarta, Desember lalu. Sebab, pada kondisi tersebut tubuh kekurangan hormon yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. "Akibatnya, selain cacat fisik, perkembangan mental dan kecerdasannya juga bisa terbelakang", tambahnya.
            Namun gangguan tiroid tidak harus berupa kekurangan tiroid. Sebab, kadar tiroid yang berlebihan pun memicu masalah.  Metabolisme tubuh akan meningkat terlalu pesat, membuat fungsi organ menjadi kacau. Efeknya bermacam-macam. Mulai dari terganggunya fungsi reproduksi, glaukoma, hingga serangan jantung. Jika gangguan tiroid ini dialami oleh wanita hamil, janin yang ia kandung bisa terkena imbasnya.
            Di Indonesia, data pengidap gangguan tiroid belum diketahui secara pasti, namun jumlahnya diduga terus meningkat. Di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, misalnya, jumlah pasien tiroid yang berkunjung ke rumah sakit tersebut berkisar antara 288 hingga 300 orang setiap bulan. Sebagian besar dari mereka datang ketika kondisinya sudah cukup parah.
 
Pengatur metabolisme
            Tiroid merupakan salah satu kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di leher depan bagian bawah, antara jakun dan tulang dada bagian atas. Itu sebabnya, ia juga sering disebut kelenjar gondok atau kelenjar kupu-kupu.
            Kelenjar yang satu ini berperan penting dalam proses metabolisme. Tugas utamanya memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berperan sebagai pengatur metabolisme dan sumber energi. Sebagai pengatur metabolisme, tiroid berperan penting dalam menyerap semua zat makanan yang kita makan sekaligus membuang racun-racun yang bersarang di dalam tubuh. Ia juga bertugas mengatur produksi energi di dalam mitokondria, yaitu pembangkit tenaga bagi seluruh sel yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup kita.
            "Dalam melakukan tugasnya, tiroid tidak sendirian. Ia dibantu oleh thyroid stimulating hormone (TSH), semacam hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari di dalam otak, yang bertugas merangsang tiroid memproduksi hormon-hormon tadi. Jika jumlah hormon tiroksin dalam tubuh kita sudah cukup, tubuh akan mengirimkan sinyal pemberitahuan ke otak. Selanjutnya, kelenjar pituitari akan mengurangi jumlah TSH yang dikeluarkan, sehingga tiroid berhenti berproduksi," ujar Prof Johan.
 
Mekanisme error
            Gangguan tiroid terjadi saat sistem penerimaan sinyal dan informasi di kelenjar tiroid mengalami error. Meski otak tidak memproduksi TSH untuk merangsang tiroksin misalnya, tiroid dengan giat terus bekerja memproduksi hormon. Akibatnya, terjadilah kelebihan hormon tiroksin di dalam tubuh yang disebut hipertiroid.
            Karena kelebihan hormon, proses metabolisme berjalan ekstra cepat. Proses pembakaran di dalam tubuh seolah berlangsung tanpa henti. Itu sebabnya, meskipun makannya banyak, pengidap hipertiroid akan terus menerus merasa lapar, sering buang air besar, dan tubuhnya cenderung kurus. Makan banyak tapi awet langsing ini tidak membuat nyaman, karena di saat yang sama timbul rasa gelisah, cepat marah, sulit tidur, tangan gemetar, otot terasa lemas, dan jantung berdebar-debar.
            "Sebaliknya, jika kelenjar tiroid rusak atau ngambek berproduksi, tubuh hanya bisa memperoleh sedikit tiroksin sehingga terjadi kekurangan (hipotiroid). Kondisi ini membuat metabolisme tubuh berjalan sangat lambat, sehingga orang yang mengalami gangguan ini cenderung kalem, mudah mengantuk, sembelit, sering kedinginan, dan gampang gemuk," tutur Prof DR dr Sri Hartini, SpPD-KEMD, ahli endokrin dari RS Hasan Sadikin, Bandung. (N)
Penulis  : Dyah Pratitasari
Simak artikel lengkapnya di Nirmala 01/Th 12, edar 1 Januari 2012

Tips Praktis Pijat Bayi

Memijat bayi untuk sekedar relaksasi tubuhnya juga bisa Anda lakukan sendiri, asalkan dilakukan dengan baik dan benar. Bagaimana caranya?

1. Mulailah dengan membuat lingkaran kecil di kepala bayi. Dengan lembut tekan ke arah luar seakan membelai halaman-halaman buku. Buat juga lingkaran kecil di sekitar rahang bayi. Memijat bayi di sekitar mulutnya dapat menyenangkannya selama tumbuh gigi.

2. Usapkan minyak ke tangan Anda, lalu usap dada bayi seperti membelai halaman buku yang terbuka.

3. Pijat masing-masing lengannya dengan teknik seperti menggulung, kemudian pijat jari tangannya. Begitu juga dengan kakinya.

4. Pijat punggungnya dimulai dari bahu terus ke kaki. Lakukan secara bergantian untuk setiap sisinya. Selalu gunakan satu tangan Anda untuk memegang bayi.

5. Akhiri dengan ciuman lembut.(tam)

Cara Membaca Label Gizi Suatu Produk


Para konsumen pasti sering mendengar dan melihat iklan produk makanan yang mengklaim bahwa produknya mengandung nutrisi tambahan yang diperlukan oleh tubuh. Atas dasar tersebut banyak konsumen yang tertarik untuk membeli produk tersebut.

Padahal tak semua produk dengan tambahan nutrisi sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Malah, ada produk yang zat tambahan gizinya tak bisa diserap dengan optimal oleh tubuh.

Nah, sebagai konsumen tentunya Anda tidak ingin kecele bukan? Berikut tip sederhana memilih makanan dari Ahli gizi dari Kraft Foods Phillippines, Joan Sumpio, RND, FPAN :

1.  Membaca dari bagian depan kemasan makanan (Front of Pack/FOP)

a. Carilah tanda atau klaim kalau produk tersebut mengandung nutrisi yang penting. Sebuah produk bisa saja mengandung bahan nutrisi tambahan yang banyak.

b. Ketika memilih antara dua produk dengan klaim gizi yang sama, misalnya sama-sama mengandung tambahan vitamin B, cobalah cari tulisan yang mendukung produk tersebut. Misalnya tulisan 'terbukti secara klinis'.

c. Carilah pernyataan bahwa produk tersebut telah didukung oleh kelompok ahli, bukan hanya oleh orang atau tokoh terkenal.

d. Ketika sebuah produk mengklaim memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, ketahuilah kalau nutrisi berinteraksi dan bereaksi satu sama lain. Sehingga bisa jadi satu atau beberapa kandungan nutrisi yang ada malah tidak berguna atau tidak tersedia dalam produk tersebut.

2.  Membaca dari bagian belakang kemasan makanan (Back of Pack/BOP)

a. Lihatlah tabel Informasi Gizi. Jika produk tersebut mengklaim memiliki vitamin dan mineral di halaman depannya (FOP) tapi Anda tidak menemukan bahan yang dimaksud dalam tabel Informasi Gizi, kemungkinan besar label produk tersebut hanya menipu.

b. Ketika membandingkan dua produk, lihatlah tabel Informasi Gizi kedua produk tersebut. Pilihlah produk yang menawarkan 'bahan negatif' lebih sedikit, seperti gula, sodium, kolesterol, lemak jenuh, lemak trans, dan lemak total pada umumnya.

c. Lihatlah daftar bahan baku. Jika sebuah produk menjanjikan manfaat dari sebuah bahan tertentu, misalnya kalsium, vitamin dan mineral, maka kedua bahan tersebut hendaknya tidak ditulis paling akhir dalam produk. Jika ditulis paling akhir, maka komposisinya paling sedikit. Misalnya dalam sebuah kemasan biskuit tertulis, bahan baku : susu, tepung, gula, garam, minyak nabati, perisa coklat, kalsium, vitamin dan mineral.

Keberadaan kalsium dan vitamin serta mineral yang ditulis terakhir menandakan kandungannya yang tidak signifikan.

d. Baca juga Saran Penyajian. Semakin sedikit jumlah yang harus Anda konsumsi untuk mendapat manfaat dari nutrisi yang dikandung, maka semakin baik produk tersebut. Dari segi ekonomi juga lebih menguntungkan.

Misalnya, jika sebuah produk biskuit merekomendasikan tiga potong biskuit produknya untuk mendapat nutrisi sesuai anjuran, bandingkan dengan produk lain yang menyarankan lima potong biskuit. Tentunya produk yang merekomendasikan tiga potong biskuit lebih menguntungkan bagi konsumen. Hanya dengan sedikit asupan biskuit, Anda mendapat manfaat maksimal. Anda juga tidak akan merasa terlalu kenyang untuk menyantap makanan lain.

e. Ketika membandingkan jumlah nutrisi, pastikan Anda menggunakan unit pengukuran yang sama. Misalnya miligram dan gram. Beberapa perusahaan lebih senang menggunakan ukuran miligram untuk membuat produk mereka tampak kaya gizi.

f. Cari tahu soal perusahaan yang membuat produk. Resep dari sebuah produk adalah rahasia. Produsen tidak akan begitu saja mengungkap secara spesifik formulanya. Pilihlah perusahaan yang Anda percaya memiliki standar tinggi dalam pemrosesan, pengemasan, transportasi, dan penyimpanan makanan. (mic)

www.rumah-refleksi.web.id